Kabupaten Jember, 6 Maret 2025 – Dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan pengendalian penyakit Tuberkulosis (TBC), Dinas Kesehatan, Rumah Sakit dan Puskesmas Piloting TB Resisten Obat (RO) di Kabupaten Jember mengadakan kegiatan monitoring dan evaluasi yang dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk perwakilan dari yayasan kesehatan peduli TBC yaitu YABHYSA ( Yayasan Bhanu Yasa Sejahtera Peduli TBC).

Kegiatan yang berlangsung pada tanggal 6 Maret 2025 ini bertujuan untuk menilai efektivitas program TB RO yang telah dilaksanakan selama ini serta mengidentifikasi tantangan apa saja yang ada dilapangan selama pendampingan pasien dan menganalisa peluang yang ada sebagai solusi untuk menjawab tantangan-tantangan yang telah terjadi. Acara ini dihadiri oleh 5 Kepala Puskesmas (Puskesmas Pakusari, Puskesmas Kalisat, Puskesmas Rambipuji, Puskesmas Wuluhan,Puskesmas Gumukmas dan Direktur Rumah Sakit (RS Paru Jember, RSUD dr.Soebandi, RSD Balung, dan RSD Kalisat), serta perwakilan yayasan yang berfokus pada penanganan TBC RO.

Puskesmas sebagai pelayanan kesehatan pertama di lingkungan masyarakat diharapkan juga bisa menjadi fasilitas kesehatan yang dapat menangani pasien TBC RO, agar mempermudah pasien maupun keluarga untuk mengambil obat maupun melakukan pemeriksaan apabila ada ESO. Untuk itu adanya 5 Puskesmas piloting yang dapat membantu RS PMDT dalam pelayanan pasien TBC RO di Kabupaten Jember.

Dalam sambutannya, Kepala Puskesmas menyampaikan pentingnya kolaborasi antara instansi pemerintah dan organisasi non-pemerintah dalam upaya pengendalian TBC. “Kegiatan monitoring dan evaluasi ini sangat penting untuk memastikan bahwa program yang kita jalankan sesuai dengan standar dan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat,” ungkapnya.

Selama kegiatan, para peserta melakukan diskusi mendalam mengenai strategi pelaksanaan program, termasuk metode deteksi dini, pengobatan, serta edukasi kepada masyarakat. Yayasan yang terlibat juga memberikan masukan mengenai best practices dari daerah lain yang berhasil menurunkan angka kejadian TBC. Manajer kasus RO juga menyampaikan terkait pasien ILTFU dan LTFU, bahwa apabila jika ada pasien dalam kategori tersebut dan tidak lebih dari 6 bulan, maka kami akan melakukan pelacakan bersama pasien supporter agar pasien mau kembali berobat. Hal ini dilakukan sebagai upaya peningkatan pengobatan pasien dan memutus rantai penularan TBC ke lingkungan sekitar terutama yang jontak erat dengan pasien TBC.

Hasil dari kegiatan ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk perbaikan program ke depan dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pencegahan dan pengobatan TBC. Dengan dukungan semua pihak, diharapkan Kabupaten Jember dapat menjadi contoh dalam penanganan TBC di tingkat nasional.

Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk mencapai target eliminasi TBC 2030 dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Jember.